Cari Artikel

Selasa, Januari 22, 2008

Menuntut Kenyamanan Stadion

Persib tidak punya stadion sendiri. Ini fakta yg memalukan. Tentang stadion aku pernah buat tulisan dan dimuat di Soccer..!

Stadion, elemen vital dalam permainan sepakbola. Sayangnya stadion-stadion di Indonesia sangat sedikit yang dapat menampung penonton dalam skala besar. Fasilitas dalam stadion pun sangat mengecewakan.

Tercatat hanya Stadion Gelora Bung Karno di Jakarta, Jakabaring Palembang, serta Jalak Harupat Kab. Bandung yang memenuhi standar FIFA. Itu pun masih dengan fasilitas kurang memuaskan. Bagaimana sepakbola Indonesia bisa maju jika stadion-stadionnya masih di bawah standar?

Lalu bagaimana Persib Bandung? Persib tercatat sebagai satu-satunya tim eks perserikatan yang tidak memiliki stadion sendiri. Stadion Siliwangi yang selama ini menjadi home base, milik Kodam III/Siliwangi. Bandung yang terkenal dengan pusat perbelanjaan dari mulai mal, plasa, café, dll ternyata tidak memiliki stadion sendiri.

Stadion Siliwangi pun sudah sangat tak layak digunakan oleh tim sekelas Persib. Kapasitas stadion yang sangat minim (23.000 penonton), papan skor manual, penerangan yang seadanya, kursi yang tak layak, ditambah dengan WC yang sangat tidak terawat, itulah kondisi stadion yang digunakan tim yang terakhir kali menjadi juara pada 1994 ini. Belum lagi adanya penjualan “tiket keriting” yang membuat penonton melebihi kapasitas stadion sehingga pandangan menonton tidak jelas.

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut Pemerintah Kota Bandung akan membangun stadion baru di kawasan Pusat Primer Gedebage (PPG). Dengan biaya total Rp350 miliar dan berbagai fasilitas pendukung, stadion seluas 49 hektar ini dapat menampung 60-80 ribu penonton. Kelihatannya cukup mewah. Namun jika pembangunan saja baru dimulai pada bulan depan, kapan stadion ini akan selesai? Tentunya Persib masih harus menggunakan Stadion Siliwangi.

Apa saja yang harus dibenahi? Pertama, mushala. Di sekitar stadion perlu dibangun sebuah mushola agar para bobotoh yang beragama Islam melaksanakan shalat ashar sebelum mendukung Persib. Kedua, nomor tempat duduk. Hal ini untuk mengantisipasi beredarnya “tiket keriting” dan penonton yang melebihi kapasitas.

Ketiga, layar lebar. Penonton yang tidak memiliki tiket mungkin dapat sedikit terpuaskan dengan adanya layar lebar. Keempat, papan skor elektronik. Kelima, WC harus diperbaiki. Keenam, penerangan harus diperbaiki untuk mengantisipasi jika Persib harus bertanding malam hari.

Mungkin hanya itu bagian-bagian yang harus diperhatikan. Jangan sampai kejadian ketika pertandingan melawan Persema Malang (14/3) – saat bobotoh menjebol pintu stadion – kembali terulang. Jika itu terjadi lagi tentunya akan merugikan Persib yang saat ini sedang bagus-bagusnya.

(Dimuat di Tabloid SOCCER No. 41/VII/Sabtu, 14 April 2007, hadiah: topi dan kaos Soccer)

0 komentar:

Posting Komentar

silakan komentarnya..
kalo gak punya blog, pilihnya name/url.. urlnya kosongin aja.. okey.. thx a lot