Cari Artikel

Rabu, Maret 26, 2008

HAT-TRICK!!

Hah, hat-trick? Aku kan bukan pemaen bola, pengamat ajah. HAT itu artinya topi. Trick yah trik, cara-cara. Berarti hat-trick tuh artinya mencetak 3 gol dalam 1 pertandingan (lho kok ga nyambung)
Pemain terakhir yang mencetak hat-trick adalah Mikael Forssell saat Birmingham menghadapi Tottenham bulan Maret 2008.
di final Piala Dunia 1966 Geoff Hurst mencetak hat-trick ke gawang Jerman Barat.

Geoff Hurst mencetak hat-trick di final Piala Dunia 1966


Namun, belakangan kata hat-trick memiliki makna luas. Klub yang meraih 3 kemenangan beruntun disebut hat-trick kemenangan. Top skor 3 kali berturut-turut disebut hat-trick gelar top skor. Juara tiga kali berturut-turut:hat-trick juara.
Punya istri 3 kali berturut-turut, hat-trick punya istri (lho..???)
kalo ga salah temennya sponge bob namanya hat-trick yah..? (eh patrick deng)
Yang jelas makna hat-trick tuh meraih sesuatu yang sama 3 kali berturut-turut. DAN biasanya sih kesenangan..

Kalo aku HAT-TRICK naon atuh??
Hiks...hiks... aku mah hat-trick kehilangan dompet. Aduh mani sedih pisan... (tapi ga berturut-turut, cuman kan dompet lagi, dompet deui, aku lagi, aku deui)
Waktu dulu uang di dompetku diambil ama si X, dompetna sih aya. Trus pas dompetku udah berisi lagih (beberapa bulan kemudian) giliran si Y yang ngambil my money di dompetku..
waktu terus bergulir. Akhirnya aku pun mencetak HAT-TRICK!! Dompetku hilang untuk ketiga kalinya!! hiks..hiks.. v_v

SENIN, 24 maret 2008 kisah sedih itu terjadi. Saat di pasar uber dompetku masih ada. Aku sempet bayar parkir ke tukang parkir.
Di rumah.. hmmm.. ga tau yah. Baru sadar tuh pas mau ngambil duit di dompet. Hah dompetku mana yah. Cari-cari, kukurilingan, teu aya. Akhirnya divonis dompetku hilang..

UNTUNG ajah kartu-kartunya mah ada di tempat terpisah. JADINYA ga ikut ilang. Cuman .. duitku 80ribu sekian.. koleksi kartu bioskopku, karti LIA, kartu video ezy, kartu PIALA DUNIA...huhuhu..
INNALILLAHI wa inna ilaihi raajiuun.. Allahumma adzirni fi musibati wahlufli khairuminha
(YA ALLAH, berikanlah ganjaran atas musibah ini, dan mudah-mudahan Engkau menggantinya dengan yang lebih baik. Aaamiin)

DULU mah dompetku selalu kembali. Uangnya sih nggak. Aku pun masih berharap dompetku kembali.. Soalnya ada koleksi tiket bioskop nih. Susah payah ngumpulin.. hiks..hiks... v_v

Oh iya Inter kalah yah ma Juve. Tenang, masih kesatu. Apalagi ada kabar musim depan Jose Mourinho bakal melatih Inter. Tapi menurutku Mourinho juga belum tentu sukses di Inter. Di chelsea juga ia gagal membwa timnya menjadi jura Liga Champions padahal pas di Porto mah juara. Yah apa pun yang terjadi, FORZA LA BENEAMATA!!

Minggu, Maret 23, 2008

Dampak Tayangan Sepakbola di Televisi

Ada tugas MTV, buat makalah implikasi tayangan televisi. Ya udah, sebagai pengamat bola, daripada lieur, aku buat tentang sepakbola ajah. Ini dia makalahku:

(Oh iya kalo dosen MTV buka blog ini, ini memang asli tulisanku yah bukan plagiat) by: Luzman Karami 210110060085




Sepakbola, sebuah olahraga yang mempertemukan dua tim di lapangan hijau, kini telah menjadi sebuah industri yang sangat besar. Sepakbola memang berbeda dengan olahraga yang lain. Olahraga ini berhasil membius jutaan penduduk di seluruh dunia dan sejenak melupakan berbagai masalah politik, hukum, dan ekonomi. Sepakbola adalah olahraga universal, semua orang: kaya, miskin, tua, muda, laki-laki, perempuan semuanya bisa menikmati permainan ini. Saat di stadion semua memiliki tujuan yang sama, mendukung tim kesayangannya bertanding.

Anggota FIFA berjumlah 204 negara, melebihi anggota PBB yang hanya 181 negara. Sepakbola jugalah yang mampu menyentuh ke berbagai kehidupan bangsa tanpa dibatasi rambu-rambu batas negara, bangsa, suku, ras ataupun sosial, politik atau budaya.

Televisi tentunya jeli melihat fenomena ini. Olahraga yang paling popular di kolong jagat ini memiliki peluang bisnis yang menjanjikan. Apalagi tak mungkin semua orang dapat menyaksikan langsung di stadion. Televisi adalah sarana lain bagi penggila bola yang tak bisa menyaksikan langsung tim kesayangannya bertanding di stadion. Dengan maraknya siaran sepakbola di televisi tentunya memberikan banyak pengaruh baik pada pemain, klub, suporter, ataupun jumlah penonton yang hadir di stadion. Televisi pun secara tidak langsung dapat mengubah gaya hidup seseorang karena tayangan sepakbola.

Saat ini bisa dikatakan penggila sepakbola di tanah air sangat dimanjakan oleh tayangan di media massa maupun elektronik. Tabloid olahraga sebagian besar memberikan porsi yang lebih untuk sepakbola.

Dengan demikian informasi mengenai sepakbola dapat kita dapatkan setiap hari dengan mudah. Dari tayangan seperti Sport 7 dan Lensa Olahraga maupun yang mingguan seperti One Stop Football dan Galeri Sepakbola Indonesia.

Informasi sepakbola baik dari dalam dan luar negeri dapat diperoleh dengan mudah di Indonesia. Fenomena ini secara tidak langsung berdampak pada laris manisnya merchandise yang berbau sepakbola. Dengan makin banyaknya program acara di televisi yang mengangkat tema sepakbola maka tak heran jika olahrga ini semakin digandrungi baik oleh kaum adam maupun hawa.

Banyak hal yang dapat dijadikan referensi dalam mengkaji topik ini. Selain media khusus olahraga seperti Bola, GO, dan Soccer, situs-situs di internet pun banyak yang khusus membahas sepakbola. Berita mengenai sepakbola selalu saja menjadi bahan pergunjingan baik dunia nyata maupun maya (internet) dan terasa jauh lebih menarik dibandingkan topik yang lain.


Jumlah Penonton Sepakbola di Televisi

Menonton sepakbola sejatinya adalah di dalam stadion. Berbaur dengan orang-orang yang memiliki klub favorit yang sama. Bersama-sama memberikan dukungan agar tim kesayangan dapat meraih kemenangan.

Namun saat ini menonton bola tidak “melulu” harus di dalam stadion. Ada alternatif lain untuk menyaksikan sebuah pertandingan. Menonton sepakbola di televisi memberikan kenikmatan tersendiri yang tidak dapat diperoleh saat menyaksikan langsung di dalam stadion.

Menonton sepakbola di televisi tidak memerlukan energi yang lebih, lebih santai, pandangan tentunya lebih jelas dibandingkan di dalam stadion, dan tentunya aman dari tindakan anarkis suporter.

Bisa dibilang sepakbola dan televisi adalah suatu kesatuan yang tak tergantikan. Sepakbola tidak mungkin menjadi industri sebesar saat ini tanpa bantuan dari televisi. Televisi pun sangat diuntungkan karena semakin hari semakin banyak orang yang menyaksikan pertandingan sepakbola di televisi.

Contoh menarik mengenai sepakbola adalah mengenai Piala Dunia (World Cup). Piala Dunia sudah disiarkan di televisi sejak tahun 1954. Even yang diselenggarakan empat tahun sekali ini tercatat sebagai even olahraga yang paling banyak disaksikan oleh penduduk dunia, bahkan mengalahkan Olimpiade sekalipun. Total jumlah penonton di Piala Dunia 2006 – meliputi seluruh pertandingan – diperkirakan mencapai 26,29 miliar. Total 715,1 juta penduduk dunia menyaksikan final turnamen ini yang mempertemukan Italia dan Perancis. Jumlah tersebut adalah satu persembilan dari total populasi di planet ini. Bahkan pengundian grup Piala Dunia, yang membagi setiap tim dalam 8 grup, disaksikan oleh 300 juta orang. Ini merupakan bukti konkrit bahwa olahraga ini telah mendapatkan hati dari seluruh penduduk dunia.

Rank

Even

Total

Penonton

Tanggal

Televisi

1

1966 FIFA World Cup Final*

32.30 juta

30 Juli 1966

BBC/ITV

2

Funeral of Princess Diana

32.10 juta

6 September 1997

BBC1/ITV

3

British Royal Family documentary

30.69 juta

1969

BBC1/ITV

4

Apollo 13 splashdown

28.60 juta

17 April 1970

BBC1/ITV

5

FA Cup replay: Chelsea vs. Leeds*

28.49 juta

29 April 1970

BBC1/ITV

6

Royal Wedding of Charles & Diana

28.40 juta

29 Juli 1981

BBC1/ITV

7

Wedding of Princess Anne and Mark Phillips

27.60 juta

14 November 1973

BBC1

8

JFK assassination news

24.15 juta

22 November 1963

BBC1/ITV

Sebagai perbandingan, ini adalah jumlah penonton televisi dari berbagai even yang diselenggarakan di Inggris:

* Even sepakbola

Dilihat dari tabel di atas terdapat fakta yang mencengangkan. Final Piala Dunia 1966 yang mempertemukan tim nasional Inggris dan Jerman Barat tercatat mempunyai jumlah penonton terbanyak. Jumlah tersebut bahkan melebihi orang yang menyaksikan pemakaman Putri Diana pada tahun 1997. Ini membuktikan bahwa siaran sepakbola di televisi sanggup menyentuh animo penonton dalam skala besar. Di Inggris, hampir setiap orang sangat antusias setiap timnasnya bertanding. Maka ketika timnas Inggris gagal melenggang ke Euro 2008, itu menjadi hal yang sangat mengejutkan sekaligus mengecewakan.

B. Sejarah Sepakbola di Televisi

Sepakbola dan televisi saat ini diakui punya ikatan kuat. Sepak bola diakui berpengaruh kuat terhadap perkembangan dunia pertelevisian yang baru muncul pada 1926 via penemuan spektakular John Logie Baird. Sebaliknya, televisi juga punya kontribusi besar dalam mengembangkan sepakbola profesional.

Lalu, kapan sebenarnya perpaduan sepakbola dan televisi terjadi? Itu berlangsung pada 16 September 1937. Saat itu, stasiun televisi BBC melakukan ekperimen siaran sebagian laga Arsenal menghadapi tim reserve-nya. Partai itu sendiri hanya sebuah uji coba yang dirancang secara khusus.

Selanjutnya, BBC melakukan langkah lanjutan dengan menyiarkan partai internasional pertama antara Inggris dan Skotlandia pada 9 April 1938. Toh, tonggak yang sebenarnya tentulah ketika mereka menyiarkan secara penuh partai final Piala FA 1937-38 yang mempertemukan Preston North End dengan Huddersfield Town. Saat itu, tak kurang dari 10 ribu orang pemilik televisi di Inggris menyaksikan partai tersebut via layar kaca.

Perkembangan selanjutnya, televisi menjadi warna di Piala Dunia 1954. Pada gelaran di Swiss itu, untuk pertama kalinya pada partai Piala Dunia bisa disaksikan via televisi di rumah-rumah warga. Sayang, masih minimnya pemilik pesawat televisi membuat siaran seperti ini tak mampu mengalahkan siaran via radio. Empat tahun kemudian, partai-partai Piala Dunia disiarkan secara langsung ke banyak negara.

Setelah itu, seiring mulai memasyarakatnya pesawat televisi, pihak pengelola liga di berbagai negara pun menggandeng televisi dalam upaya memopulerkan olahraga yang satu ini. Bahkan di Inggris, terobosan besar terjadi pada 1992 ketika Sky TV setuju membeli hak siar Premier League dengan harga 304 juta poundsterling untuk masa lima tahun.

Kini, harga hak siar televisi untuk Premier League lebih wah lagi, 2,7 miliar poundsterling untuk masa tiga musim. Di liga-liga lain pun hak siar menjadi isu krusial dan rebutan banyak stasiun televisi. Ini menjadi bukti makin eratnya hubungan sepakbola dengan televisi. Hubungan yang belum terbayangkan kala Arsenal menghadapi tim reserve-nya hampir tujuh dekade silam.

C. Sepakbola di Televisi Indonesia

Saat ini bisa dibilang siaran pertandingan sepakbola di Indonesia begitu membanjir. Seorang bobotoh, misalnya, tak perlu jauh-jauh datang ke Medan untuk menyaksikan pertandingan Persib melawan PSMS. Cukup duduk santai di depan televisi, dan dapat menyaksikan Persib unggul 2-1. Cukup praktis, efisien, dan tak perlu biaya lebih tentunya.

Bahkan tak hanya Liga Indonesia yang dapat kita saksikan di bumi pertiwi ini. Liga-liga papan atas Eropa dapat kita saksikan setiap pekan di layar kaca. Jika pada akhir pekan tak memiliki agenda, kita bisa terpuaskan dengan adanya siaran langsung sepakbola di televisi. Bahkan pada pertengahan minggu pun kita sering dimanjakan dengan menyaksikan pemain-pemain Eropa berteknik tinggi bermain di ajang Liga Champions.

Kita dapat menyaksikan betapa dahsyatnya kekuatan Inter Milan di Serie-A lewat layar kaca Trans7, dahsyatnya empat tim Premier League yang melaju ke perempatfinal Liga Champions dan tak tertahankannya laju Real Madrid di La Liga lewat layar kaca RCTI, juga persaingan PSV dan Ajax dalam Eredivisie di TvOne. Atau bagaimana tiga tim Championship dapat mengubur impian tim Premier League dalam ajang Piala FA di Antv. Bahkan untuk ajang Euro 2008 7-29 Juni mendatang MNC (RCTI, GlobalTV, TPI) sudah berkomitmen untuk menyiarkan langsung.

Bahkan jika kita masih tak puas dengan sajian televisi tersebut, kita masih bisa menyaksikan pertandingan sepakbola lewat televisi berlangganan, Astro dan Vision1. Seperti yang kita ketahui, untuk musim ini kita tak bisa menyaksikan kekuatan “Big Four” tim Premier League secara gratis. Memang TvOne menyiarkan beberapa partai, tapi hanya tim papan tengah. Jadi untuk menyaksikan pertandingan tim papan atas Premier League kita harus memiliki televisi berlangganan. Suatu kebijakan yang sangat disayangkan para penggemar Premier League.

Namun sebenarnya hal tersebut dapat dimaklumi. Hak siar Premier League tergolong mahal. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Deloitte, Premier League kini menjadi liga yang paling diminati di seluruh dunia. Itu bisa terlihat dari pemasukan yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Untuk periode 2007-2010 saja, sekitar 625 juta pounds mengalir ke kas Premier League dari penjualan hak siar ke mancanegara. Berikut ini adalah hak siar luar negeri Premier League:

Masa kontrak

Nilai

2001-2004

£ 178 juta

2004-2007

£ 325 juta

2007-2010

£ 625 juta

2010-2013

£ 1,7 miliar*

* Perkiraan

Dari tabel di atas sangat jelas terlihat hak siar televisi Premier League semakin meningkat dari tahun ke tahun. Nilai yang membuat Trans7 kewalahan. Kedahsyatan Premier Leagu dapat terlihat dari jumlah penonton. Saat ini, Premier Legue disiarkan kepada lebih dari 600 juta rumah dari 202 negara di seluruh dunia, termasuk Timur Tengah. Jumlahnya pun terus bertambah, bahkan melonjak dua kali lipat dari tiap kontrak yang ditandatangani. Terutama setelah kehadiran Sky dan Setanta, dua televisi yang menyiarkan Premier League.

D. Tayangan Sepakbola di Berbagai Negara

Berikut ini adalah tayangan sepakbola di Indonesia, Inggris, Jerman, dan Jepang.

Tayangan sepakbola di Indonesia:

· Liga dan Copa Indonesia : AnTV dan TVOne (dulu Lativi)

· Serie-A: Trans7

· Premier League: Astro (berlangganan) dan TVOne

· FA Cup :AnTV

· Eredivisie: TVOne

· La Liga: RCTI

· FIFA World Cup: SCTV

· European Championship: MNC (RCTI, Global TV, TPI)

· AFC Asian Cup: RCTI dan Global TV

· UEFA Champions League: RCTI

Tayangan Sepakbola di Inggris:

Tayangan sepakbola di Jerman:

* FIFA World Cup: ARD, ZDF, RTL Television, Premiere

* European Football Championships: ARD, ZDF

* Bundesliga: Premiere, ARD (highlights), DSF (highlights), ProSiebenSat.1 Media

* 2. Fußball-Bundesliga: Premiere

* DFB-Pokal: ARD, ZDF

* Champions League: Premiere, DSF

* UEFA Cup: Eurosport sampai 2009, Premiere, ProSiebenSat.1 Media, DSF

* Premier League: Premiere, Arena

* FA Cup: DSF

* La Liga: Arena

* Serie A: Arena

* Timnas Jerman: ARD, ZDF

Tayangan Sepakbola di Jepang:

* FIFA World Cup: Japan Consociam

* FIFA Club World Cup: NTV

* AFC Asian Cup/Champions League: TV Asahi

* UEFA European Football Championship: TBS, WOWOW

* UEFA Champions League: Sky PerfecTV!, J Sports, Fuji Television

* Premier League: NHK, J Sports

* La Liga: WOWOW

* Bundesliga: Fuji TV (khusus pertandingan Eintracht Frankfurt)

Bukan hanya di empat negara tersebut, saat ini di setiap negara pasti ada televisi yang menyiarkan sepakbola. Sebuah fakta konkrit bahwa olahraga ini sudah begitu mendunia.

E. Dampak Tayangan Sepakbola

Sepakbola berhasil membius jutaan orang di seluruh dunia. Apalagi dengan banyaknya tayangan sepakbola di televisi. Ada beberapa dampak terhadap fenomena ini.

1. Dampak Terhadap Penonton di Stadion

Bicara mengenai Premier League, liga ini merupakan liga yang paling diminati di dunia. Menurut Deloitte, secara teknis ada dua hal yang membuat Premier League begitu diminati. Pertama adalah kehadiran kepemilikan asing yang berimbas terhadap pembelian pemain bintang. Kedua adalah soal waktu kick-off yang bersahabat.

Premier League menerapkan kebijakan dengan mempercepat dua jam salah satu partai pada Sabtu menjadi pukul 12.45 waktu setempat. Beberapa di antaranya bahkan tercatat sebagai big match. Itu membuat beberapa negara di Asia bisa menyaksikan pertandingan pada sore hari.

Memanjakan pemirsa dari belahan dunia lain sempat menimbulkan dugaan miring. Mengubah jadwal pertandingan dianggap bisa menjauhkan pertandingan dari suporter tradisional klub. Apalagi pertandingan pada Sabtu disiarkan pada waktu makan siang. Hal itu sontak dibantah juru bicara Premier League. Menurutnya, kebijakan-kebijakan itu dilakukan hanyalah demi mendongkrak popularitas Premier League juga sepakbola Inggris di mata dunia.

Keputusan yang nyaris sama dilakukan di Serie-A. Atas alasan tertentu, Lega Calcio mengubah jadwal beberapa partai. Salah satunya adalah Derby della Capitale (Lazio vs Roma) di giornata ke-29 yang semestinya berlangsung Rabu (19/3) pukul 20.30 menjadi pukul 21.15.

Putusan tersebut tentunya menuai protes. Lantaran waktu pertandingan menjadi lebih malam, para tifosi malas datang ke stadion karena esok paginya harus bekerja atau melakukan kegiatan lain. Bagi klub, makin minimnya jumlah penonton yang datang, pemasukan juga akan berkurang.

Hal tersebut justru disikapi positif oleh televisi. Perubahan waktu kick off membuat televisi mendapat keuntungan dalam hal image dan rating. Pasalnya yang menonton pertandingan via televisi makin banyak. Semakin banyak pertandingan yang disiarkan malam, maka warga Italia yang menyaksikan pertandingan secara live di layar kaca semakin banyak. Hal inilah yang diharapkan Camiglieri dari Sky Italia.

Namun, hal yang perlu diperhatikan Lega Calcio adalah jumlah penonton di dalam stadion. Jumlah penonton di Serie-A tidak begitu bagus jika dibandingkan dengan liga-liga besar lain di Eropa. Semakin malam pertandingan membuat stadion akan semakin lengang.

Bagaimana dengan di Indonesia? Ternyata di Indonesia pun nyaris sama. Pada Liga Indonesia musim 2007, beberapa pertandingan dilangsungkan malam hari. Hal ini sudah jelas untuk menaikkan jumlah penonton di televisi.

Banyaknya pertandingan sepakbola di televisi sempat dikeluhkan oleh beberapa klub. Hal itu membuat para suporter malas datang ke stadion karena ada tayangan di televisi. Stadion pun menjadi lengang. Hal tersebut tidak berlaku bagi Persib Bandung. Stadion tetap penuh, yang menonton via televisi pun tetap banyak. “Sungguh, kalau siaran langsung sepakbola di Indonesia tidak dibagi rata antar stasiun televisi nasional, banyak stasiun yang ingin membeli hak siar pertandingan Persib, jelas Asdedi, salah seorang produser AnTV, sebelum hak siar jatuh ke stasiun televisi tersebut.

Apalagi final Liga Djarum 2007 diselenggarakan tanpa penonton. Panitia pelaksana (panpel) memang merugi, namun televisi tentunya mendapat keuntungan yang luar biasa. Hal itu karena semua orang menonton lewat televisi.

Yang jelas siaran sepakbola di televisi harus diatur sedemikian rupa agar tidak merugikan pihak mana pun. Bagaimana caaranya agar stadion tetap penuh walaupun ada televisi yang menyiarkan.

2. Dampak Terhadap Klub

Tayangan sepakbola di televisi dapat membuat banyak pihak dengan mudah menetahui kesalahan klub atau pemain. Apalagi setelah adanya teknologi replay. Lewat tayangan televisi, bisa dilihat keputusan wasit tepat atau tidak. Komisi disiplin pun dapat menjatuhkan sanksi kepada pemain atau klub yang bermasalah dengan melihat tayangan ulang di televisi.

Namun, tidak selamanya tayangan televisi berakibat baik. Contohnya adalah apa yang dialami oleh Inter Milan. Inter dituding kerap diuntungkan wasit. Media menganggap posisi Inter di klasemen tidak sah karena banyaknya keputusan wasit yang menguntungkan Inter.

Contohnya saat Inter mendapat hadiah penalti saat melawan Parma (21/1). Tayangan ulang di televisi memperlihatkan bek Parma, Fernando Couto, tidak ingin menyentuh bola melalui tangannya, melainkan kepala.

Akibat berbagai tekanan dari berbagai media itulah mental pemain Inter mulai goyah. Inter mengalami periode buruk. Dikalahkan Napoli (2/3) dan disingkirkan Liverpool di ajang Liga Champions (11/3). Posisi di klasemen pun mulai goyah, hanya berbeda enam poin dari AS Roma.

Hal yang nyaris serupa dialami Persib di Liga Indonesia. Sempat tampil luar biasa menjadi juara paruh musim, penampilan Persib justru menurun di putaran kedua. Banyak yang berpendapat, menurunnya performa Persib karena banyaknya pertandingan Persib yang disiarkan televisi. Lawan menjadi mengetahui kelemahan Persib. Entah kebetulan atau tidak, pada dua pertandingan terakhir, saat pertandingan Persib tidak disiarkan televisi, Persib sanggup menang 4-0 melawan Persiraja (27/12) dan 3-0 melawan PSDS (30/12).

3. Dampak Terhadap Penggemar Sepakbola

Siaran sepakbola di televisi tentunya menjadi keuntungan tersendiri bagi penggemar sepakbola. Saat di tanah air kehilangan tayangan yang berkualitas, siaran pertandingan sepakbola dapat menjadi hiburan tersendiri.

Jika nonton sendirian di rumah membosankan, saat ini ada banyak pihak yang menyelenggarakan acara nonton bareng. Tentunya menjadi kenikmatan tersendiri dapat mendukung tim kesayangan dan berbaur dengan orang-orang yang memiliki tim favorit yang sama. Kita pun dapat memperoleh kenalan baru.

Saat ini pun ada banyak toko yang menjual merchandise sepakbola. Berbagai atribut yang bertemakan sepakbola seperti kaos, topi, jaket, sandal, sepatu, poster, dan sebagainya sudah tak asing lagi dijumpai.

4. Dampak Terhadap Pemain dan Klub

Saat ini pemain sepakbola sudah bagaikan selebriti. Bergelimang uang dan juga memiliki banyak penggemar. Apalagi dengan hak siar televisi yang semakin tinggi, klub pun semakin royal dalam menggaji pemain. Tercatat, sumber pendapatan terbesar klub-klub Serie-A adalah hak siar televisi. Rata-rata, lebih dari 60 persen pendapat 20 klub Serie-A berasal dari sektor ini. AC Milan adalah klub dengan pendapatan hak siar televisi pada musim 2006-07. Dari sektor ini I Rossoneri meraup 153,6 juta euro.

Tentunya saat ini pebola sudah menjadi public figure. Kehidupan pribadi mereka pun seringkali menjadi santapan publik. Bagaimana seorang David Beckham yang sempat digosipkan berselingkuh dengan sekeretarisnya, Rebecca Loos, atau tentang Adriano yang kedapatan sering ke night club. Para pebola adalah sosok yang selalu diburu tanda tangannya oleh para fans. Didukung oleh paras yang rupawan ditambah dengan penghasilan yang melimpah (berkat andil televisi juga tentunya), hampir sebagian besar pebola memiliki pasangan hidup yang cantik. Televisi telah mebuat pemain bola bukan hanya sekedar olahragawan, namun juga menjelma bak selebritis papan atas.


Kesimpulan

Televisi dengan berbagai macam tayangannya telah berhasil membius para pemirsa. Salah satu tayangan televisi yang sangat berpengaruh adalah tayangan sepakbola, baik yang berupa siaran langsung, tunda, ataupun highlights pertandingan.

Berbagai dampak telah timbul dari maraknya tayangan sepakbola di televisi. Yang jelas masyarakat memperoleh hiburan menarik dari tayangan televisi. Namun, tayangan sepakbola di televisi juga memiliki dampak negatif. Salah satunya adalah menurunnya jumlah penonton yang hadir di stadion. Di sisi lain, hak siar televisi semakin mahal.

Terlepas dari berbagai kontroversi yang ada, tayangan sepakbola di televisi selalu dinikmati oleh para penduduk dunia.


Saran

Tayangan sepakbola di televisi merupakan bisnis yang menggiurkan. Namun, perlu solusi bijak agar jumlah penonton di stadion tidak berkurang akibat maraknya siaran sepakbola di televisi.

Surat Pembacaku

Aku udah sering ngirim tulisan. Harapannya sih pingin dimuat di rubrik artikel biar dapet duit, tapi yah apa daya tangan tak sampai. Bisa masuknya ke surat pembaca ajah euy. Kalo yang di Tabloid Soccer sih emang hobi, beda kalo yang dimuat di Media Indonesia. Waktu itu teh ada mata kuliah dasar-dasar penulisan (daspen) dapet tambahan nilai kalo dimuat. Ya wes, biar gampang buat surat pembaca ajah. Buatnya ngasal padahal, malah dimuat. Sampai dateng segala yang dari BNI ke rumah euy…

Ini dia surat pembacaku yang dimuat di Media Indonesia:

Mendapat Uang Robek dari ATM

Pada Sabtu , 10 Maret 2007 pukul 10.00 WIB, saya mengambil uang di ATM BNI Griya Ujung Berung. ATM tersebut menggunakan uang pecahan Rp 100ribu. Saat itu saya mengambil uang sejumlah Rp300ribu. Saya tidak memeriksa terlebih dahulu uang tersebut karena saya yakin uang tersebut dalam kondisi bagus.

Beberapa saat kemudian, ketika hendak berbelanja saya baru menyadari salah satu dari uang tersebut bagian kirinya robek (terpotong sekitar 1 cm). Saya tidak tahu apakah uang tersebut laku atau tidak. Namun, karena ragu saya urung menggunakan uang itu.

Saya pun merasa bingung. Untuk menukarnya saya tidak tahu bagaimana caranya. Saya mendapatkan uang tersebut dari ATM, tentunya tidak ada yang dapat dijadikan bukti untuk menukar uang tersebut. Saya mohon penjelasan dari pihak BNI mengapa kejadian tersebut bisa terjadi. Saya juga mohon penjelasan apakah uang seperti itu masih bisa laku dan apa saja yang membuat uang tidak laku. Saya mohon penjelasannya agar tidak ada lagi pihak yang merasa bingung seperti saya.

(dimuat di Media Indonesia, Kamis 5 April 2007)

Uang Robek di ATM

Saya ingin mengklarifikasi surat saya yang dimuat di harian Media Indonesia Kamis(5/4) tentang uang robek dari ATM. Jumat (6/4), pihak BNI telah datang ke rumah saya dan menjelaskan semuanya.

Ternyata uang robek yang saya peroleh bukan dari BNI, melainkan dari bank lain. ATM BNI di Griya Ujung Berung bukanlah menggunakan pecahan Rp100ribu melainkan Rp50 ribu. Pihak BNI juga menjelaskan uang tersebut masih laku asalkan nomor serinya tidak robek. Jika pun itu dari BNI sebenarnya masih bisa ditukarkan.

Saya mengucapkan terima kasih kepada harian Media Indonesia dan pihak BNI sehingga masalah ini dapat terselesaikan.

(dimuat di Media Indonesia, Kamis 12 April 2007)

Uang Tilang Rp85 Ribu?

Saat ini saya rasa banyak sekali polisi yang sering bertindak seenaknya, terutama yang berkaitan dengan pelanggaran lalu lintas. Polisi terkesan sering kali mencari-cari kesalahan pengendara, kemudian dengan seenaknya pula meminta denda yang tidak masuk akal. Pengalaman saya ini dapat dijadikan contoh.

Suatu hari saya bersama saudara saya mengendarai motor dan melewati perempatan di Jalan Riau. Karena jarang sekali melewati Jalan Riau, saya tidak tahu kalau di sana ada lampu lalu litas. Tidak mengherankan ketika lampu merah menyala, saya terus jalan. Saya tidak memerhatikan ada lampu merah di depan saya. Kebetulan saat itu tidak ada satu pun kendaraan, saya pun tidak sengaja menerobos lampu merah.

Apes bagi saya, di sana ada polisi yang berjaga. Polisi itu pun langsung berkata, “Anda harus membayar 85 ribu karena melanggar rambu-rambu!” Selain itu polisi itu pun mempertanyakan knalpot saya. Padahal knalpot saya memang seperti itu dan tidak diapa-apakan. Kemudian, polisi itu menjelaskan uang itu bisa langsung dibayar, lewat ATM BRI, atau sidang. Saya sudah meminta keringanan denda. Tapi polisi itu tetap bersikukuh, menurutnya itu sudah ada undang-undangnya. Setelah melalui perdebatan sengit, saya pun mengalah. Saya membayarkan uang tersebut.

Saya masih merasa bingung mengapa dendanya bisa setinggi itu. Orang lain pernah melakukan hal serupa, namun dendanya hanya Rp20 ribu, terlebih kesalahan yang saya lakukan tergolong ringan dan tidak disengaja. Mobil saja biasanya hanya Rp50 ribu. Apalagi saya juga memiliki SIM dan STNK.

Menurut saya perlu diadakan sosialisasi oleh polisi kepada masyarakat agar masyarakat mengetahui besarnya denda dari setiap pelanggaran agar tidak ada lagi polisi yang “seenaknya” menetapkan besaran denda.

(dimuat di Media Indonesia, Selasa 12 Juni 2007)