A. Keberangkatan
Kuliah lapangan (kulap) untuk mahasiswa Fikom UNPAD dibagi menjadi dua gelombang. Untuk gelombang pertama berangkat pada hari Senin tanggal 13 Februari 2007 sedangkan gelombang kedua akan diberangkatkan hari Kamis tanggal 22 Februari 2007. Kuliah lapangan ini bertujuan untukmengganti uang praktikum sejumlah Rp400.000,00 karena pada semester pertama tidak ada praktikum.
Saya mendapat bagian untuk ikut rombongan pada gelombang pertama. Sebelum berangkat, pada hari Senin diadakan technical meeting untuk membahas ketentuan-ketentuan dalam kuliah lapangan keesokan harinya. Dalam technical meeting diputuskan para mahasiswa sudah harus berkumpul hari Selasa di gerbang UNPAD pukul empat pagi. Selain itu setiap mahasiswa ditugaskan untuk membuat laporan perjalanan yang dikumpulkan seminggu setelah keberangkatan.
Rombongan dibagi menjadi tujuh bus. Sebelumnya semua rombongan yang berjumlah 240 orang diberangkatkan ke PT. Yakult Indonesia Persada di Desa Pasawahan, Cicurug, Sukabumi. Setelah itu rombongan dibagi tiga. Bus 1,2, dan 3 berangkat menuju Harian Umum Suara Pembaruan, bus 4 dan 5 menuju TransTV, sedangkan bus 6 dan 7 diberangkatkan menuju Infomedia. Setiap bus terdapat dosen pendampingnya.
Ternyata saya mendapat jatah dalam bus 2 yang didominasi oleh kelas saya, kelas B dan juga sebagian kelas A. Doen pendampng bus 2 adalah bapak Ipit Zulfan. Karena rumah saya di Ujung Berung dan tidak mungkin melakukan perjalanan pada dini hari, saya memutuskan untuk menginap di tempat kos teman saya yang letaknya tidak jauh dengan UNPAD.
Akhirnya hari Selasa, 13 Februari 2007 rombongan diberangkatkan. Seperti biasa keberangkatan yang seharusnya tepat pukul 04.00 ternyata “melorot” menjadi pukul 04.45. Padahal banyak mahasiswa yang sudah menunggu sejak pukul 03.30.
Sangat disayangkan pada perjalanan kali ini tidak ada sesi shalat. Sehingga shalat shubuh saya “terpaksa” dilakukan dengan cara duduk di bus. Mudah-mudahan saja saat itu tidak ada teman saya yang “lupa” shalat.
B. PT. Yakult Indonesia Persada
Setelah menemui berbagai kendala - seperti jalan menuju Puncak yang tak bisa dilalui karena longsor – akhirnya rombongan tiba di PT. Yakult Indonesia Persada di Desa Pesawahan, Cicurug, Sukabumi. Alhamdulillah, rombongan dapat tiba tepat waktu pukul 09.00.
PT Yakult sangat higienis
Hal yang terlihat saat pertama kali mengunjungi PT. Yakult adalah ruangan yang sangat bersih dan higienis. Hal ini sangat wajar karena Yakult memproduksi minuman kesehatan yang harus steril dan higienis. Yakult sangat mementingkan kesehatan dan juga kebersihan karyawannya yang harus menggunakan pakaian bersih saat bekerja.
Sesampainya di PT Yakult para rombongan langsung diberi yakult gratis. Setelah itu para mahasiswa melihat proses pembuatan Yakult. Para mahasiswa pun diberi penjelasan mengenai tata cara pembuatan Yakult dari mulai Ruang Pembibitan (Seed Room), Ruang Fermentasi (fermentation room) sampai Packaging Room yang akhirnya didistribusikan kepada masyarakat.
Setelah itu mahasiswa mendengar presentasi di aula. Melihat aula yang sangat bersih tentunya mahasiswa merasa segan untuk membuang sampah sembarangan.
Pada presentasi tersebut dijelaskan Yakult merupakan minuman kesehatan yang dibuat dengan cara memfermentasi susu bubuk skim yang mengandung bakteri asam laktat hidup, Lactobacillus casei Shirota strain.
Bakteri tersebut merupakan bakteri yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Saat presentasi itu dijelaskan pula manfaat Yakult bagi kesehatan.
Secara komersial Yakult mulai diproduksi pada tanggal 1 Januari 1991 dari pabrik di Jl. Kiwi Pekayon Pasar Rebo Jakarta. Pada tahun 1997 lokasi pabrik di Pasar Rebo yang berkapasitas 720.000 botol per hari dipindahkan ke Desa Pesawahan, Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat dan kapasitas produksi ditingkatkan menjadi 1.800.000 botol per hari.
Selain itu dijelaskan pula Yakult mempunyai falsafah dari pendirinya Dr. Minoru Shirota yaitu “mencegah lebih baik daripada mengobati” dan “usus yang sehat menyebabkan panjang umur”. Cara pendistribusian Yakult yang terdiri dari Direct Sales dan Yakult Lady juga sempat dijelaskan.
Setelah presentasi diadakan sesi tanya jawab. Para mahasiswa sangat antusias dalam mengajukan pertanyaan. Salah satu pertanyaan adalah mengenai Yakult yang selalu menekankan untuk minum dua dalam iklan mereka. Kemudian dijelaskan hal itu karena banyak yang bertanya apakah boleh minum dua botol Yakult dalam satu hari. Jadi iklan tersebut menjelaskan Yakult tidak berbahaya jika diminum dua atau lebih. Sebenarnya saya juga mempunyai pertanyaan, “Mengapa dinamakan Yakult apakah apakah ada filosofinya atau artinya?” Namun sayang saya tak sempat bertanya.
Akhirnya kunjungan ke PT Yakult pun selesai. Para mahasiswa mendapat pengetahuan mengenai Yakult, bakteri dalam usus, dan lain-lain yang tentunya sangat bermanfaat. Para mahasiswa pun bertambah senang karena pada akhir kunjungan – sekitar pukul 11.00 - panitia membagikan dua botol Yakult, makanan ringan, dan juga botol minum.
C. Harian Umum Suara Pembaruan
Setelah kunjungan ke PT. Yakult selesai, para mahasiswa yang berada di bus 1,2, dan 3 yang berjumlah 110 orang berangkat menuju Harian Umum Suara Pembaruan, Jl. Dewi Sartika No. 136D Cawang, Jakarta Timur.
Setelah beberapa kali terjebak kemacetan akhirnya rombongan tiba di Jakarta yang baru saja dilanda banjir. Alhamdulillah musibah itu sudah berlalu, rombongan sampai ke Suara Pembaruan tanpa terjebak banjir. Rombongan tiba di Jakarta pukul 14.15.
Sampai di Suara Pembaruan rombongan langsung ke aula di Lantai 6 untuk mendengarkan presentasi. Berbeda jauh dengan Yakult, Suara Pembaruan tampaknya menjamu kami apa adanya. Gedung yang kurang terawat sangat terlihat.
Saat mendengarkan presentasi – mungkin karena lelah setelah menempuh perjalanan jauh – mahasiswa tampaknya kurang apresiatif dalam mendengarkan. Justru banyak mahasiswa yang mengobrol.
Saat presentasi dijelaskan poin-poin mengenai sejarah Suara Pembaruan. Pada tanggal 27 April 1961 lahir harian umum Sinar Harapan yang beredar sore hari. Namun, pada tanggal 9 Oktober 1986 pemerintah mencabut Surat Izin Penerbitan Pers (SIUPP) karena menyimpang dari ketentuan pemerintah di bidang penerbitan. Perlu diketahui, saat itu setiap pers harus memiliki SIUPP. Berbeda dengan saat ini, setiap pers bebas menerbitkan media.
Akhirnya setelah beberapa kali melobi, pada 4 Februari 1987 terbitlah Harian Umum Suara Pembaruan sebagai kelanjutan (reinkarnasi) dari Harian Umum Sinar Harapan yang dibredel pemerintah. Jangkauan peredaran diutamakan daerah Jobodetabek. Untuk luar daerah memang agak sulit karena Suara Pembaruan terbit pada sore hari.
Saat sesi tanya jawab ada bertanya mengenai kelebihan dan kekurangan koran sore. Koran sore memiliki keunggulan karena dapat menulis berita yang muncul pada pagi hari seperti Liga Italia, Liga Inggris, atau Liga Champions yang baru berlangsung dini hari waktu Indonesia. Sebaliknya koran sore memiliki kelemahan yaitu waktu edar yang sangat sempit. Hal itu membuat sangat sedikit yang berani menerbitkan koran sore.
Setelah mendengarkan presentasi, para mahasiswa dipersilakan untuk melihat ruang kerja redaksi. Saat itu dijelaskan pula mekanisme kerja redaksi dan juga wartawan dalam menyampaikan berita.
Hal yang sangat mencengangkan sekaligus memalukan ternyata Suara Pembaruan memajang poster wanita berbusana seksi di ruang redaksi. Mereka menjelaskan itu adalah contoh gambar yang tidak boleh dimuat, yang boleh dimuat hanya foto yang berbusana rapi dan sopan. Jika tidak boleh dimuat mengapa malah dipajang? Benar-benar tidak masuk akal. Jika begini saya tidak akan bekerja di Suara Pembaruan, nanti bukannya kerja malahan sibuk melihat foto seksi yang dipajang. Naudzubillahi min dzalik!
D. Perjalanan Pulang
Sekali lagi saya tekankan hal yang aneh dalam perjalanan ini adlah tidak adanya sesi shalat berjamaah. Jadi pada waktu shalat hanya sebagian mahasiswa saja yang shalat di mushola. Mengapa ini bisa terjadi?
Kunjungan berakhir sekitar pukul 16.00. Mahasiswa pun bersiap-siap menuju bus masing-masing. Ada beberapa mahasiswa yang turun di Jakarta. Sebelum menuju ke Jatinangor, bus singgah terlebih dahulu di rumah makan untuk makan malam. Saat perjalanan saya mendapat kabar buruk – Persib Bandung dikalahkan PDSD di Deli Serdang 2-0.
Akhirnya, pada pukul 20.15 bus tiba di Jatinangor. Alhamdulillah, semua tiba dengan selamat. Para mahasiswa pun pulang ke rumah masing-masing dengan membawa pengalaman dan pengetahuan yang Insya Allah bermanfaat.
3 komentar:
minta tlong kalo ada penjelasan tentang apa maksud dari metode kerja lapangan.kirim ke blogg ku ya ?
bagus banget info yang di sajikan
saya selalu berharap ada info lain nya
sip banget gan info nya sangat menghibur
Posting Komentar
silakan komentarnya..
kalo gak punya blog, pilihnya name/url.. urlnya kosongin aja.. okey.. thx a lot